Air adalah sumber kehidupan. Tanpa air semua mahluk hidup : manusia, hewan dan tumbuhan akan mati. Manusia banyak membutuhkan air untuk dikonsumsi ataupun untuk aktifitas lainnya. Setiap hari manusia membutuhkan sekitar dua liter air minum yang sehat untuk dikonsumsi.

Kualitas air minum di setiap daerah tidak sama antara satu dengan yang lain. Ada daerah yang kualitas air minumnya baik dan ada pula yang kualitas air minumnya tidak baik. Air minum yang sehat dan berkualitas harus memiliki syarat dan standar kualitas air minum sehat tertentu.
STANDAR KUALITAS AIR MINUM SEHAT DARI PEMERINTAH
Pemerintah melalui Keputusan Menteri Kesehatan No.907 Tahun 2002 tentang Syarat dan Pengawasan Kualitas Air Minum, telah menetapkan beberapa persyaratan yang perlu dipenuhi agar dinyatakan sebagai air minum sehat dan layak konsumsi :
Pertama, syarat fisik. Air minum sehat haruslah tidak berbau, tidak berasa, tidak berwarna, dan tidak boleh keruh. Selain itu suhu air harus sejuk dan air tidak menimbulkan endapan.
Kedua, syarat kimiawi. Air minum sehat tidak boleh tercemar logam berat, zat beracun seperti senyawa hidrokarbon dan detergen. Logam berat misalnya timbal (Pb), tembaga (Cu), Cadmium (Cd), Raksa (Hg), Perak (Ag) dan Cobalt (Co). Air minum sehat secara kimiawi harus memenuhi standar yang telah ditetapkan.
Ketiga, syarat mikrobiologi. Air minum sehat tidak boleh mengandung cemaran mikrobiologi sedikitpun, misalnya bakteri pathogen. Bakteri pathogen yang tercantum dalam Kepmenkes yaitu Escherichia colli, Clostridium perfringens, dan Salmonella. Bakteri pathogen bisa menyebabkan tifus, kolera, disentri serta muntaber.
STANDAR KUALITAS AIR MINUM SEHAT DENGAN TDS
Cara lain untuk mengetahui kualitas air minum sehat dan layak dikonsumsi adalah dengan melihat kandungan TDS-nya (total dissolved solids) atau kandungan unsur mineral non-organik dalam air.
Mineral dalam air ada dua. Pertama mineral organik, yaitu mineral yang baik bagi tubuh manusia yang berasal dari sayur, buah, daging, telor, atau susu. Kedua mineral non-organik atau mineral dari benda mati yang tidak bisa diurai oleh tubuh. Contoh mineral non-organik misalnya : zat kapur, besi, timah, magnesium, tembaga, sodium, chloride, dan chlorine. Air yang mengandung mineral non-organik tinggi sangat tidak baik untuk kesehatan. Mineral non-organik seperti ini tidak hilang dengan cara direbus.
Terlalu banyak mineral non-organik di dalam tubuh sangat berbahaya untuk kesehatan. Sebab, ia akan mengendap di dalam tubuh dan menimbulkan penyakit. Misalnya bila mengendap di mata menimbulkan katarak, mengendap di ginjal menimbulkan batu ginjal, pada pembuluh darah mengakibatkan pengerasan pembuluh darah, tekanan darah tinggi, dan stroke. Bila mengendap pada persendian akan mengakibatkan pengapuran tulang, dll.
Berkaitan dengan TDS ini, ada empat kategori air :
- TDS lebih dari 100 ppm : air tidak layak minum
- TDS antara 10 – 100 ppm : air layak minum
- TDS antara 1 – 10 ppm : air murni
- TDS 0 ppm : air organik
World Health Organization (WHO) telah merilis antara lain bahwa standar air minum sehat yang layak dikonsumsi harus memiliki kadar TDS dibawah 100 ppm. Lebih dari berarti tidak layak minum.
FENOMENA AIR MINUM DALAM KEMASAN
Ketidakseimbangan antara supply dengan demand air minum sehat yang layak dikonsumsi serta kebutuhan manusia pada kepraktisan melahirkan apa yang populer disebut dengan air minum dalam kemasan (AMDK). Baik itu dalam kemasan gelas, botol, maupun galon.
Air minum dalam kemasan (AMDK) adalah air minum yang diproduksi dengan proses pengolahan tertentu dan dikemas dengan cara tertentu pula yang sesuai dengan standar kesehatan yang ditetapkan. Produsen AMDK banyak mengklaim bahwa sumber AMDK mereka berasal dari mata air pegunungan, terutama dari mata air pegunungan vulkanik, karena dianggap sebagai sumber mata air terbaik.
Menurut situs resmi Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI), air minum dalam kemasan memiliki ketentuan tersendiri. AMDK harus memenuhi standar yang telah ditetapkan sesuai dengan SNI 01-3553-2006, untuk bisa dikategorikan sebagai air kemasan yang aman dikonsumsi.
Bagi masyarakat yang terbiasa mengkonsumsi air minum dalam kemasan, tak ada salahnya memeriksa label yang tertera. Sebab, label berfungsi memberikan informasi kepada konsumen tentang produk yang dikonsumsi serta keamanan dari produk tersebut. Setiap produk kemasan wajib mencantumkan label, termasuk air minum dalam kemasan ini.
Menurut Kepmenperindag Nomor 705/MPP/Kep/11/2003 tentang Persyaratan Teknis Industri AMDK dan Perdagangannya, pasal 10, pada label wajib dicantumkan informasi minimal antara lain:
– Nama produk
– Nama merek dagang
– Nama produsen atau importir
– Alamat produsen atau importir (minimal PO Box)
– Volume netto yang dinyatakan dalam sistem matrik
– Nomor pendaftaran dari Badan Pengawasan Obat dan Makanan (MD/ML)
– Bulan dan tahun kadaluarsa
– Tanda SNI dan kode produksi.
Akhirnya, ketersediaan dan keberlanjutan sumber daya air sangatlah penting. Mata air pegunungan sebagai sumber air minum sehat perlu dijaga agar kita dapat menikmati dan mewariskan air minum dengan kualitas terbaik untuk generasi berikutnya.
Sekali lagi air adalah sumber kehidupan. Dan kehidupan yang terbaik memerlukan kualitas air minum dari sumber yang terbaik pula.
0 Reviews:
Posting Komentar